Usia kehamilanku sekarang sudah memasuki 7 bulan. Sesuai dengan adat istiadat Jawa, untuk calon Mama yg sedang mengandung anak pertama dan usia kehamilan memasuki bulan ke 7, dilaksanakan upacara nujuh bulanan (mitoni) sebagai upacara syukuran agar janin yg sedang dikandung senantianasa memperoleh keselamatan. Atas prakarsa Mamaku tercinta, maka diadakanlah upacara mitoni ini. Undangan dihadiri keluarga dan tetangga2 dekat. Kebanyakan memang Ibu2 yg datang.
Hari Sabtu siang, 28 Januari adalah hari pilihan kami. Puji Tuhan, selama acara tidak turun hujan, sehingga acara bisa berjalan dengan lancar. Tempat acara adalah rumah mamaku. Upacara ini dipimpin oleh seorang dukun yg biasa menangani upacara seperti ini. Dukunnya gak serem kok ... sumpah gak jenggotan, tapi seorang Ibu2 yg cantik dan sangat lemah lembut. Pukul 12 siang, acara dimulai dengan doa yg dipimpin oleh papa mertua yang disusul dengan kata sambutan dari mamaku.
Adapun bagian dari upacara mitoni ini terdiri dari :
Sungkeman
Yaitu aku n suami sungkem kepada ke 2 orang tua kita memohon doa restu kiranya kehamilan ini bisa berjalan dengan lancar sampai dengan persalinan nantinya.
Siraman (mandi kembang dari 7 mata air yg berbeda )
Mempunyai makna pernyataan tanda pembersihan diri, baik fisik maupun jiwa calon mama sehingga kelak melahirkan anak tidak mempunyai beban moral sehingga proses kelahirannya menjadi lancar. 7 orang wakil keluarga yg dituakan dipilih untk melakukan siraman. Bagi yg menyiram akan diberikan suvenir cantik berisi 7 macam pernak-pernik yg dikemas cantik. Isinya : pensil, handuk, sisir, benang, sermin, jarum, dan sabun.
Memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain
Upacara memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain (sarung) si calon mama oleh calon papa dari atas perut lalu telur dilepas, sebagai simbol harapan agar bayi lahir dengan mudah tanpa aral melintang. Juga mempunyai makna kalau telur pecah artinya bayinya kelak perempuan, dan kalau telurnya tidak pecah artinya kelak bayinya laki2. Kebetulan, telur yg suamiku jatuhkan itu pecah, :) mungkin kami kelak akan mempunyai bayi perempuan. Amien.
Upacara brojolan
Yaitu memasukkan sepasang cengkir (kelapa muda) yang telah digambari Kamajaya dan Dewi Ratih (Secara simbolis gambar Kamajaya dan Dewi Ratih,tokoh ideal orang Jawa, melambangkan kalau si bayi lahir akan elok rupawan dan memiliki sifat-sifat luhur seperti tokoh yang digambarkan tersebut)ke dalam sarung dari atas perut calon ibu ke bawah, yang dilakukan oleh nenek calon bayi (Mamaku) dan diterima oleh Mama mertua. Makna simbolis dari upacara ini adalah agar kelak bayi lahir dengan mudah tanpa kesulitan. Kedua kelapa itu lalu digendong Mamaku dengan kain layaknya menggendong bayi.
Lalu suami mengambil salah satu kelapa yg digendong mamaku tanpa boleh melihat, jika yg diambil kelapa bergambar Dewi Ratih kelak anaknya perempuan dan kalau yg diambil bergambar Kamajaya kelak anaknya laki2. Lagi2 suamiku ambil kelapa bergambar Dewi Ratih, semakin memperkuat dugaan bahwa kelak kami akan diberi bayi perempuan. Amien. Lalu kelapa ini dibelah oleh calon ayah, cara membelah nya juga menunjukkan kalo sang bayi kelak perempuan, soalnya suamiku membelahnya gak tepat di tengah. Percaya gak percaya yah ....
Upacara memutus lilitan janur/lawe yang dilingkarkan di perut calon ibu.
Lilitan ini harus diputus oleh calon papa dengan maksud memutuskan segala bencana yang menghadang kelahiran bayi sehingga kelahiran berjalan dengan lancar.
Upacara ganti busana dengan 7 buah motif kain yang berbeda.
Dengan harapan agar kelak si bayi juga memiliki kebaikan-kebaikan yang tersirat dalam lambang kain2 tersebut. Tiap tamu akan ditanya oleh ibu dukun apa aku sudah cocok memakai kain tersebut, dan serempak para tamu akan menjawab ”Beluuuuuuumm”..sampai dengan kain ke 7, baru ”Sudah panteeeeesss.......” Nanti nya dengan kain ke 7 yg sudah pantas itu, aku didandanin oleh perias mengenakan kebaya dan motif yg terbaik lengkap dengan riasan yg cantik juga, untuk selanjutnya akan berjualan rujak bersama suami.
Upacara 7 bulanan (Mitoni)
Motif kain tersebut adalah:
- sidomukti (melambangkan kebahagiaan),
- sidoluhur (melambangkan kemuliaan),
- truntum (melambangkan agar nilai-nilai kebaikan selalu dipegang teguh),
- parangkusuma (melambangkan perjuangan untuk tetap hidup),
- semen rama (melambangkan agar cinta kedua orangtua yang sebentar lagi menjadi bapak-ibu tetap bertahan selma-lamanya/tidak terceraikan),
- udan riris (melambangkan harapan agar kehadiran dalam masyarakat anak yang akan lahir selalu menyenangkan),
- cakar ayam (melambangkan agar anak yang akan lahir kelak dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya).
- Kain terakhir yang tercocok adalah kain dari bahan lurik bermotif lasem dengan kemben motif dringin.
Rujakan
Terakhir adalah rujakan, di mana rasa rujak yg dibuat oleh calon mama, juga menentukan jenis kelamin bayi yg akan dilahirkan. Wah lagi2 kata nya bayi ku kelak permpuan, soalnya rujaknya pedas. Lalu para tamu diperkenankan membeli rujak dengan uang kreweng dari tanah liat.
Selesai sudah upacara mitoni kami, selanjutnya tamu2 dipersilahkan menyantap makanan yg telah disediakan.